head silvikultur


 


Metode Lain
Pengukuran Kerapatan Tegakan

a.  Metode rasio pohon/ luas

Metode ini mengalokasikan luas permukaan tanah yang diduduki  tajuk individu pohon dalam tegakan normal menurut diameter batangnya.Luas areal untuk setiap diameter batang dikalkulasi dengan menggunkan persaman kuadrat yang diperoleh dari kuadrat terkecil data serangkaian tegakan dengan stok normal Pinus taeda yang telah digunakan dalam penyiapan tabel hasil. Rasio pohon/ luas dan luas areal pohon berdiameter tertentu tidak bergantung pada tempat tumbuh dan umur jika dikalkulasi dari tegakan normal. Penggunaan metode ini menggunakan plot tetap dan diameter semua pohon agar dapat menghitung rasio. Setiap jenis tanaman menghendaki perhitungan sekumpulan konstanta baru untuk persamaan kuadrat. Kelemahan utama metode ini adalah konsepnya bahwa luas areal yang ditempati pohon berdiameter tertentu adalah sama, dengan tidak mengindahkan kerapatan tegakan. Dengan demikian penafsiran rasio pohon/ luas akan sulit.


b.  Metode Riap Volume Stage

Kerapatan tegakan berhubungan dengan potensi pertumbuhan, namun dua tegakan bila mempunyai kerapatan tegakan sama berdasarkan jumlah pohon atau volume tetapi tidak mempunyai potensi pertumbuhan yang sama. Metode ini menaksir pertumbuhan pada suatu titik dengan menghubungkan riap volume pohon dengan pangkat tiga diameternya dan menghendaki pengetahuan kemampuan pertumbuhan suatu tempat tumbuh pada setiap tingkat perkembangan tegakan. Sementara rasio riap volume berjalan terhadap kemampuan pertumbuhan bisa tidak bergantung pada umur dan tempat tumbuh, derivatnya tidak demikian. Disamping itu, riap volume bisa konstan untuk kisaran kerapatan tegakan yang lebar (Briegleb., 1952; Gingrich., 1967), sehingga rasio tersebut hanya akan mencerminkan derajat stok kurang dan stok lebih bukannya sebagai ukuran kerapatan tegakan yang obyektif.

c. Metode Luas Batang Lexen

Kebutuhan mengestimasi potensi pertumbuhan tegakan. Lexen (1943) memperkenalkan konsep luas batang sebagai kriteria potensi pertumbuhan xilem karena hal ini terjadi pada kambium. Menggunakan plot hipotesis dengan pohon berbagai ukuran untuk menunjukkan bahwa volume board-foot konstan memberikan jumlah pertumbuhan yang sangat bervariasi. Luas batang adalah fungsi keliling, tinggi dan bentuk. Metode ini terutama sekali sesuai untuk tegakan tidak seumur karena semua pohon akan memberikan kontribusi ukuran secara sebanding.

Pustaka :

Daniel T. W,  J.A. Helms and F.S. Baker, 1992.  Prinsip-Prinsip Silvikultur (Terjemahan). Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Silvikultur, Dr. Ir. Kadar Soetrisno, M. Agr. Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman Samarinda. 1996.

Silvika, Ir. Oemi Hani’in Soeseno, Ir. Ibrahim Edris. Badan Penerbitan Yayasan Pembina Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada Yogyaklarat, 1974.

Artikel Terkait :

  1. Pengelolaan Hutan Tanaman
  2. Penentuan Kerapatan Tegakan
  3. Metode Penentuan Kerapatan Tegakan
  4. Ruang Tumbuh Kerapatan Tegakan Jarak Antar Pohon
  5. Metode Lain Pengukuran Kerapatan Tegakan
  6. Evaluasi Berbagai Metode Mengukur Kerapatan Tegakan

 



Copyright © silvikultur.com 2016