head silvikultur


 


Faktor-Faktor Lingkungan dan Pembangunan Hutan

 

Lingkungan dapat dibedakan menjadi lingkungan yang biotik dan lingkungan abiotik.

1. Faktor- faktor Lingkungan Biotik

Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan dalam pembangunan hutan adalah manusia, hewan dan tumbuhan. Hubungan-hubungan utama yang terdapat pada faktor-faktor biotik ini adalah sebagai :

  1. reaksi terhadap adanya ruang tumbuh (persaingan)
  2. interrelasi diantara tumbuh-tumbuhan
  3. Interrelasi diantara tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan, terutama efek dari hewan-hewan
  4. Campur tangan manusia


Persaingan


Di antara pohon dalam tegakan terdapat perjuangan untuk hidup, persaingan akan cahaya dan ruang tumbuh di atas lantai hutan, dan persaingan akan ruang tumbuh, air, tanah dan hara-hara mineral di bawah lantai hutan. Komposisi dari hutan-hutan campuran sebagian ditemukan oleh keagresifan relatif dari spesies yang dominan. Pada umumnya kebanyakan spesies pohon-pohon tidak terlalu menuntut tanah yang baik selama mereka tidak mempunyai saingan-saingan.

Interrelasi di antara tumbuh-tumbuhan

Interrelasi antara tumbuh-tumbuhan dapat dimulai dari parasitisme sampai kepada saling ketergantungan. Penting bagi kehutanan di mana pohon-pohon hutan merupakan tumbuhan inang bagi parasit, di sini satu spesies memberikan kepada spesies lain zat-zat makanan kepada spesies lain dengan mengorbankan bagian-bagian tubuhnya.
Berlawanan dengan parasitisme kadang-kadang dalam hutan ada hubungan timbal balik yang saling menguntungkan di antara tumbuh-tumbuhan. Hal ini dikenal dengan istilah mutualisme. Di Kehutanan hubungan yang bersifat mutualisme ini adalah Mikoriza yang merupakan hubungan mutualisme di mana akar-akar pohon berasosiasi secara erat dengan jaringan cendawan endotropik.

Efek dari hewan-hewan

Adanya kehidupan hewan-hewan di dalam hutan seringkali menjadi sangat penting dalam praktek kehutanan.  Interrelasi parasitisme sampai kepada hubungan yang saling menguntungkan juga terjadi antara hewan dan tumbuh-tumbuhan di dalam hutan. Baik dari yang konstruktif yang bersifat membangun sampai ke yang destruktif (bersifat merusak). Hewan-hewan ada yang bersifat membantu penyebaran biji tetapi ada juga yang memakan biji dan merusak anakan atau permudaan.

Campur Tangan manusia

Dari semua faktor manusia yang paling besar peranannya dalam menyebabkan atau menghilangkan keseimbangan alami dalam hutan, dengan jalan :

  • Pembukaan tanah hutan untuk pertanian
  • Penebangan pohon yang tidak teratur pada eksploitasi hutan
  • Pengembalaan ternak pada lahan hutan
  • Pembakaran hutan
  • Eliminasi dari tumbuhan asli
  • Tindakan pemeliharaan dan praktek lainnya.

2. Faktor-faktor Lingkungan Abiotik

Faktor-faktor lingkungan abiotik yang berpengaruh terhadap pembangunan hutan yaitu :

  • Radiasi matahari
  • Temperatur
  • Keadaan Tanah
  • Air
  • Faktor Fisiografis

Radiasi matahari

Sumber energi utama bagi tumbuh-tumbuhan hijau adalah radiasi matahari, yang diabsorbsi oleh tumbuh-tumbuhan secara langsung sebagai panas dan juga dirubah oleh tumbuh-tumbuhan tersebut menjadi energi kimiawi. Energi matahari mencapai permukaan bumi sebagai gelombang-gelombang elektromagnetis. Bagian dari energi radiasi matahari yang dapat dilihat oleh mata manusia dinamakan cahaya.
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan tanaman tergantung pada intensitas cahaya, kualitas dan panjang gelombangnya, lamanya serta periodisitasnya. Variasi dalam salah satu dari sifat-sifat ini dapat merubah kuantitas dan kualitas pertumbuhan. Lamanya penyinaran atau photoperiod mempengaruhi vegetatif dan pembungaan dan panjang gelombang mempengaruhi proses-proses lainnya disamping terhadap intensitas.

Temperatur

Pada umunya pertumbuhan meningkat kalau temperatur naik dan menurun apabila temperatur turun Namun kecepatan tumbuh ini tidak terus menerus bertambah dengan naiknya temperatur, oleh karena pada suatu saat timbullah efek-efek membahayakan dan kecepatan tumbuh menurun.
Kerusakan karena temperatur tinggi dapat disebabkan oleh kekeringan dan respirasi yang amat tinggi, sehingga konsumsi bahan makanan akan melebihi produksi oleh fotosintesis. Temperatur mempengaruhi pertumbuhan karena efeknya terhadap semua aktivitas metabolisme seperti digesti, translokasi, respirasi dan pembangunan protoplas serta bahan dinding sel.

Keadaan Tanah

Fungsi tanah sebagai medium pertumbuhan tanaman dapat dibedakan sebagai berikut :

  1. sebagai tempat berpijaknya akar sehingga tanaman mampu berdiri dengan tegak untuk mendapatkan sinar matahari
  2. sebagai sumber penyediaan unsur hara (zat-zat makanan) bagi tanaman
  3. sebagai gudang air
  4. sebagai gudang udara untuk pernapasan perakaran

Dalam pembangunan dan pengelolaan hutan atau dalam praktek silvikultur tanah sering menjadi kendala pokok. Tanah yang memiliki kualitas yang baik seperti kedalaman efektif yang cukup memadai, persediaan air dan hara yang baik, maka pilihan silvikultur makin bertambah dan bervariasi seperi pemilihan jenis dan sebagainya.

Tanah pada areal hutan akan bervariasi sebanyak faktor-faktor pokok yang mempengaruhi pembentukannya. Faktor-faktor independen dalam pembentukan tanah adalah bahan induk, iklim, topografi, organisme hidup dan waktu. Kepentingan tanah dalam silvikultur berasal dari tiga fungsinya dalam pertumbuhan pohon : hara mineral, suplai kelembaban dan sokongan secara fisik. Sifat-sifat tanah yang mempengaruhi pertumbuhan pohon dapat dikategorikan ke dalam sifat-sifat fisik dan sifat-sifat kimia, di mana sifat-sifat fisik dan kimia keduanya saling menunjang dalam memberikan pengaruh bagi pertumbuhan pohon.

Air

Kepentingan air dalam sistem tanah-tumbuhan-atmosfir tidak dapat diabaikan, karena ketersediaan air, pada daerah yang kekeringan di musim panas, merupakan faktor yang terpenting di antara semua faktor yang mengontrol ketahanan hidup hidup dan distribusi vegetasi. Rumah tangga air tumbuhan konsekuensinya merupakan pertimbangan utama pada perkembangan atau penerapan perlakuan silvikultur. Secara fisiologis air penting sebagai pembentuk utama protoplasma dan cairan vakuola sebagai pelarut gas dan bahan larutan, untuk mengangkut mineral, dan menjaga turgiditas. Turgor penuh, yaitu pemeliharaan turgiditas, adalah penting untuk pemanjangan dan pertumbuhan sel, memelihara bentuk tumbuhan, pembukaan stomata, dan gerakan tumbuhan seperti pada daun dan mahkota bunga.
Hampir semua air yang digunakan tumbuhan diambil oleh sistem perakaran. Beberapa bagian dapat terambil langsung dari atmosfir oleh daun, dan hal ini mungkin penting pada tumbuhan di daerah arid yang terjadi pengembunan. Namun, kepentingan kelembaban atmosfer tampak terletak lebih pada penurunan stres evapotranspirasi daripada persediaan air untuk tumbuhan.

 

Faktor Fisiografis

Fisiografis mempunyai suatu efek tidak langsung yang penting artinya terhadap lingkungan hutan, terutama karena pengaruhnya terhadap faktor-faktor klimatis dan faktor-faktor tanah. Penyebaran dan adanya hutan-hutan sebagian besar ditentukan oleh faktor-faktor klimatis, edafis dan fisiografis. Faktor-faktor klimatis dan edafis banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor fisiografis yang efeknya tidak langsung seperti konfigurasi bumi, ketinggian, lereng adan permukaan tanah. Iklim setempat atau iklim mikro, berlawanan dengan iklim umum untuk mempelajari tanah dalam hubungannya dengan vegetasi hutan adalah perlu untuk memperhatikan tidak hanya faktor-faktor langsung namun juga faktor-faktor yang tidak langsung terutama mempengaruhi zat-zat hara, air tanah dan temperatur tanah.
Fisiografis telah dikenal sebagai sebab yang tidak langsung yang menyebabkan perubahan-perubahan vegetasi. Banyak dari faktor-faktor tempat tumbuh dan terutama faktor-faktor tanah, dalam hal ini lama dan intensitas pembentukan tanah disebabkan oleh sifat fisiografis.
Fisiografis pada suatu darah iklim, melalui efeknya terhadap iklim setempat dan tanah, meyebabkan perkembangan berbagai jenis masyarakat tumbuh-tumbuhan di mana masing-masing mempunyai bentu yang sedikit banyak berbeda, seperti yang dapat terlihat pada hutan-hutan rawa, hutan-hutan bukit pasir, hutan tepi sungai dan sebagainya.

 

 

 

 

 



Copyright © silvikultur.com 2016